watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

JANDA LESBIAN DGN PERAWAN

Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan
sekarang ia berniat mencuci piring kotor. Ia
berjalan masuk kedalam dapur dan mendapati
Mbak Tuti sedang membenahi peralatan dapur.
Pada jam seperti ini restoran tempat mereka
bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang
harus pulang lambat karena ia harus merapikan
restoran untuk buka nanti malam. Begitulah
keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai
jam 3 sore lalu tutup dan buka kembali jam 7
malam. Shanti tahu ia tak akan sempat pulang
karena ia harus bekerja merapihkan tempat itu
bersama Tuti.
Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan
ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat
lagi meneruskan sekolahnya karena orang
tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat
bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti
bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa
lipstik. Shanti mempunyai rambut yang panjang
sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya
seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah
dada Shanti membusung walaupun tidak dapat
dikatakan besar namun Shanti memiliki pantat
yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya.
Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang
tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap
pemuda dikampungnya.
Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32
tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai suaminya.
Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya
karena laki-laki itu main gila dengan seorang
pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok
dan bahenol. Semuanya serba bulat dan
kencang, wajahnya cukup manis dengan
rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat
menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya
agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena
ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh
tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti
dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes,
Jawa Timur.
Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-
laki begitu gampang dipeluknya, sampai
akhirnya hukum karma membuat ia menjanda
karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak
orang dikampung yang diam-diam mengetahui
sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang
mencoba hendak memanfaatkan dia. Tapi
selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis
terhadap orang-orang yang menggodanya.
Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia
merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia
tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya.
Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah
dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga
memiliki pantat yang besar dan indah, nungging
seperti meminta.. Tubuh Tuti sering menjadi
mimpi basah para pemuda dikampungnya.
“Shan, kamu sudah punya pacar belum?” Tiba
Tuti berjongkok didepan Shanti dan mulai
membantu gadis itu mencuci piriong-piring
kotor. Shanti terkikik dan menggeleng.
“Belum tuh”
“Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang
naksir” kata Tuti sambil memandang Shanti.
Shanti tertawa lagi.
“Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu” Jawab
Shanti.
“Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan
pikirannya langsung ingin ngewe” kata Tuti tanpa
merasa risih berkata kasar.
“Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah” timpal
Shanti.
“Kan nggak ada yang dengar ini” Jawab Tuti.
Mereka terdiam lama.
“Mbak.. ” suara Shanti menggantung. Tuti terus
mencuci.
“Mmm?” Jawab wanita itu.
“Ngg..”
“Ngomong aja susah banget sih” Tuti mulai
hilang sabar. Shanti menunduk.
“Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih?”
Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu.
“Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang
ngewein kita pinter” jawab Tuti seenaknya.
“Maksud Mbak?” Shanti penasaran.
“Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya
tongkol yang keras!” kata Tuti sambil terkikik.
Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis
itu makin penasaran.
“Bisa macam-macam apa sih, Mbak?” tanya
Shanti.
Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah..
Toh nanti gadis kecil ini harus tahu juga. Dan
Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti
tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang
berjongkok. Tuti melihat gadis itu mengangkang
dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna
coklat muda.
“Macam-macam seperti tempik kita diciumin,
dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut
tempik kita lohh..” jawab Tuti.
Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang
dengan jawabannya dan darahnya mendidih
melihat selangkangan Shanti yang bersih serta
mulus.
“Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih?” Shanti
sekarang melotot tak percaya.
“Lho.. Banyak yang doyan ngemut memiaw
Shan. Ngemut tongkol juga enak banget kok”
jawab Tuti masih terus melihat selangkangan
Shanti.
“Astaga.. Masak anunya lelaki diemut?” Shanti
merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia
merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya.
Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang.
“Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin,
apalagi kalo ehm.. Ehmm.. “
“Kalo apa Mbak?” Shanti makin penasaran. Tuti
merasa melihat bagian memiaw Shanti yang
tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap,
tapi Tuti tidak yakin.
“Yaa.. Malu ahh..!” Tuti sengaja membuat Shanti
penasaran.
“Ayo doong Mbak” rengek Shanti.
Tuti sekarang yakin bahwa memiaw gadis itu
sudah basah sehingga terlihat bercak gelap di
celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat
terangsang melihat pemandangan itu.
“Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita,
rasanya panas dan asin, lengket tapi enak
banget!” bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti
membelalakkan matanya.
“Apa itu pejuh?” tanyanya. Tuti merasa tidak
tahan.
“Pejuh itu seperti santan yang sering bikin
memiaw kita basah lho” Jawab Tuti. Ia melihat
bagian memiaw Shanti makin gelap, wah gadis
ini banjir, pikir Tuti.
“Idiihh amit-amit, jorok banget sih”
“Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget
sama santan kita, apalagi kalo memiaw kita
harum, tidak bau terasi”
“Idiihh Mbak saru ah!”
“Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi,
soalnya kita kan minum jamu terus”
“Udah ah, lama-lama jadi saru nih” kata Shanti.
Tuti tertawa.
“Kamu udah banjir yaa?” goda Tuti. Shanti
memerah, buru-buru ia merapatkan kedua
kakinya.
“Ahh.. Mbaakk!!” Tuti tersenyum melihat Shanti
melotot.
“Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih”
Kata Tuti.
Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa
melihat celana dalam putih dengan bercak gelap
di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu
kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari
samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya.
“Ihh.. Mbak jorok nih” desis Shanti. Tuti terkekeh.
“Mau merasakan bagaimana tempik kamu
diemut?” bisik Tuti. Shanti berdebar.
“Ngaco ah!”
“Aku mau emutin punya kamu, Shan?” Tuti
mendekat. Shanti buru-buru bangun dan
mundur ketakutan. Tuti tertawa.
“Kamu akan bisa pingsan merasakannya” bisik
Tuti lagi.
“Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin
akhh” Shanti mundur mendekati pintu kamar
mandi dan Tuti makin maju.
“Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok
takut?”
“Masak Mbak yang ngemut?”
“Iya.. Supaya kamu tahu rasanya”
“Malu ahh..”
“Nggak apa-apaa..” Tuti mendekat dan Shanti
terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh
bibir bak mandi.
Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti
merinding dan roknya terangkat ke atas, Shanti
memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok
dan mendekatkan wajahnya ke memiaw Shanti
yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau
memiaw Shanti, dan Tuti puas sekali dengan
harumnya memiaw Shanti. Dulu ia sering
melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia
bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus
untuk memuaskan tamunya.
Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu
kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu
tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti
mulai menciumi memiaw Shanti yang masih
tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan
celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat
cairan lendir bening tertarik memanjang
menempel pada celana dalam gadis itu ketika
ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya
memotong cairan memanjang itu dan lidahnya
merasakan asin yang enak sekali. memiaw
Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir
kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih
halus dan lembut.
Tuti mencium dan mulai melumat memiaw
Shanti. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat
ketika lidah Tuti menjalar membelai liang
memiawnya. Shanti benar-benar shock dengan
kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada
perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat
yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan
keanehan yang belum pernah dirasakan
sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala
lidah Tuti menyapu dinding memiawnya, Shanti
menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat
bagian bawah perutnya.
“Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb..
Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh”
Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan
Shanti. Lidahnya bergumul dan menembus liang
memiaw Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti
masih perawan dan ia tak ingin merusak
keperawanan Shanti, lidahnya hanya menjulur
tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat
merasakan cairan asin hangat yang mengalir
membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-
endus bau khas memiaw Shanti dengan sangat
menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan
jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan
lembut dan dibelai-belainya liang anus Shanti,
dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian
menggelinjang geli, tapi Shanti membiarkan
dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya
sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-
benar merasakan kenikmatan yang selama ini
belum pernah ia rasakan bahkan dalam
mimpipun!
“Enak Shan?” desah Tuti dengan mulut
berlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke
bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar
hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang
dinamakan klimaks kenikmatan seorang
perempuan. Tuti merasakan liang memiawnya
berdenyut dan ia meraba serta menusuk-
nusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya
dan merasakan cairan licin membasahi jarinya.
Ia merintih dengan wajah tersuruk di
selangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan
membelai liang dubur Shanti dan membuat
gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana
mendapatkan perlakuan yang tidak pernah
dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya
ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali
terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak
kaget bercampur geli, tapi lebih banyak
merasakan kenikmatannya.


Adult | GO HOME | Exit
1/3175
U-ON

inc Powered by Xtgem.com